
Ini pengalamanku ketika aku duduk di kelas 1 smp hingga sekarang. Dimana sebuah pengorbanan harus aku lakukan untuk memperoleh apa yang aku inginkan. Dimana sebuah tekad yang kuat bisa mengubah keadaan dari tidak bisa menjadi bisa dan dari bukan apa apa menjadi apa-apa. Singkatnya,,,ketika aku duduk di kelas 1 SMP, pelajaran matematika menjadi momok bagiku. Setiap kali ada tugas maupun ulangan, nilaiku selalu anjlok. Padahal sebelum ulangan, aku juga sudah belajar. Tapi tak taulah. Miris, malu pasti. Itulah saat saat terburuk dalam hidupku. Akhirnya, wali kelasku menanyaiku tentang mengapa nilai matematika ku jelek. Kukatakan aku tak tau dan aku juga tak mengerti mengapa sampai begini. Sepertinya semua usaha sudah aku lakukan kecuali meminta les privat kepada orang tuaku di sebuah lembaga untuk menunjang prestasiku di kelas. Karena aku tau keadaan ekonomi keluargaku sedang tidak stabil dan akhirnya inisiatif untuk meminta tetanggaku untuk mengajari aku matematika pun aku lakukan. Hampir setiap hari aku kerumahnya. Menunggunya pulang kerja hingga jam set 9 malam. Memang sih malu,,gak enak kalau merepotkan. Tapi Alhamdulillah tetanggaku fine fine aja aku mintai tolong. Bahkan beliau memberikan aku buku bukunya yang sudah tidak aku pakai untuk aku pelajari di rumah. Berbekal tekad untuk tidak menjauhi yang namanya Matematika pun aku lakukan. Karena aku yakin, aku pasti bisa kok. Itulah yang kutanamkan dalam diriku sampai saat ini. Meskipun kata orang hal tersebut itu sulit, namun kalau kita yakin bisa maka lakukanlah. J
Satu tahun kulewati hingga akhirnya aku terpilih masuk dalam kelas eksekutif di tingkat kedua dan berlanjut sampai tingkat ketiga. Ya, kelas itu terdiri dari orang orang pilihan yang berhasil mendapatkan rangking 1 sampai 3 dari 6 kelas yang ada. Alhamdulillah,,usahaku tidak sia – sia. Nilai matematika aku naik drastis dan tidak pernah kudapatkan lagi nilai dibawah 5, minimal itu aku dapet 7. Hahaha. Seneng iya..tapi di satu sisi, aku juga tidak bisa bersantai ria karena aku tahu teman temanku yang berhasil masuk sini pun akan berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi pertama. Tapi aku senang,,guru guru memperlakukan kami dengan cara yang berbeda. Sempet gak suka juga sih,,karena banyak teman – temanku yang tidak masuk kelas eksekutif menjadi iri dengan perlakuan guru guru yang berbeda pada saat itu. Mereka menganggap kelas aku di istimewakan. Hemt..Memang iya, namun diistimewakannya menurut aku tidak berlebihan. Justru karena mendapatkan perlakuan yang istimewa itu kita serasa punya beban untuk menjadikan sekolahku pada waktu itu, untuk mendapatkan posisi yang baik di tingkat kota semarang. Yah,,lagi lagi urusan bisnis. Hahha..tapi aku tetap bersyukur dipertemukan oleh teman-teman yang baik dan saling support satu sama lain meskipun tujuan kita sama mendapatkan posisi terbaik di kelas. Dan persahabatan diantara aku dan teman – temanku pun terjalin sampai saat ini.
Puncaknya adalah ketika aku lulus dari SMP. Sebuah keputusan berat untuk memilih akan melanjutkan kemana aku ini setelah lulus dari SMP?? Aku ingin masuk SMA pilihanku, tapi apa daya aku harus menuruti orang tuaku untuk tidak mendaftar di SMA itu. Aku disuruh mendaftar di STM Pembangunan. Can you imagine that? Pergolakan batin. Masak cewek sekolah di STM?? Apa kata teman temanku nanti?? Hampir tiap hari aku menangis. Aku tidak mau melanjutkan study ku ke sekolah ituuuu. Namun berkat penjelasan dari orang tua dan takut akan amarah orang tua akhirnya mau tak mau aku harus masuk ke sekolah itu. Berat pada awalnya, namun lama kelamaan aku biasa menerima kenyataan ini. Aku yakin orang tuaku tidak sembarangan memilihkan aku sekolah. Pasti ada buah manis yang akan aku renggut suatu saat nanti. Ya,,di awal awal semester aku berhasil terpilih untuk menjadi pasukan 17 untuk upacara 17 Agustus tahun 2006. Senangnya minta ampun. Seleksi demi seleksi aku jalani dan akhirnya aku terpilih. Memang berat, harus panas-panasan, rambut dipotong cepak, latihan tiap hari, lari, istirahat parade. haaah,,mana ada cowok yang ngelirik. Hahahah,,tapi tak apalah,,suatu saat nanti pasti ada hikmahnya. Ya,,positive thingking aja kata orang tuaku. Dan ya,,terbukti kand,,bisa berprestasi dan di kenal banyak orang dan bisa bergabung dalam sebuah organisasi besar di sekolahku tercinta. Hahahah. Special thanks to paski stemba. We’re always and always being the best.
Berbicara masalah prestasi dalam bidang akademik, Alhamdulillah aku pernah menjuarai lomba matematika di tingkat kota dan kabupaten semarang. Meskipun masih juara tiga tak apalah, lumayan bisa mengharumkan nama sekolah. Dan disini sekali lagi aku membuktikan bahwa, dulu matematika memang menjadi momok bagi aku, namun sekarang dia telah menjadi teman bagi aku. Sebisa mungkin aku tak ingin menjauhinya meskipun aku pernah terjatuh karenanya. Dan semoga pilihanku untuk mendalami matematika di SSE ini tidak salah. Aku yakin, matematika akan membawaku ke masa depan yang lebih baik lagi. Aku akan membahagiakan orang tuaku dan berusaha untuk tidak mengecewakan mereka. Karena aku tahu, pengorbanan mereka untuk mengantarku sampai menuju kesuksesan yang telah aku raih ini sangatlah besar. Dan aku tahu, aku bukanlah apa apa tanpa mereka yang selalu ada di sisiku kapanpun aku butuhkan. Meskipun raga tidak dapat bersatu namun support dan nasehat nasehat beliaulah yang membuat aku yakin mereka masih sayang padaku dan akan terus mengantarku pada gerbang kesuksesan.
No comments:
Post a Comment